Ikan lele Clarias batrachus merupakan salah satu sumber makanan yang mengandung nutrisi tinggi. Ikan lele banyak dibudidayakan di Indonesia dimana ikan lele ini biasa diolah seperti lele goreng, pecel lele, dan nagget lele. Sedangkan ikan lele merupakan bahan pangan yang mudah rusak (perishable food) karena mengandung protein dan air cukup tinggi, oleh karena itu salah satu upaya untuk menambah pendapatan pembudidaya ikan lele maka dilakukan pengawetan ikan lele dengan metode pengasapan. Menurut Wibowo (1996), Salah satu metode pengolahan yang dapat digunakan untuk mempertahankan daya awet ikan adalah pengasapan, karena selain bertujuan menberikan manfaat untuk mengawetkan, pengolahan ini dengan cara pengasapan juga memberi aroma yang sedap, warna kecoklatan atau kehitaman, tekstur yang bagus serta cita rasa yang khas dan lezat pada daging ikan yang diasap.
Pengamatan pada penelitian ikan lele asap dengan dua variasi perlakuan yaitu menggunakan bahan asap dari limbah kelapa dan kayu jengkol. Dengan kode sampel A yaitu asap dari bahan bakar limbah kelapa dan sampel B dari bahan bakar kayu jengkol. Hasil praktik yaitu masa simpan sampel A lebih lama satu hari dari sampel B dan perhitungan rendemen sampel A 50%, kadar air 37,29 %, kadar lemak 16,81 %, dan ALT 2,85×10 Sedangkan perhitungan rendemen sampel B 40%, kadar air 31,70%, kadar lemak 17,88%, dan ALT 3,8×10. Dari hasil uji organoleptik menunjukan bahwa sampel A lebih disukai dari sampel B.

Kata kunci: Ikan asap, Pembuatan salai Ikan lele Clarias batrachus