Adanya penanda pasang surut air laut tentunya berguna bagi kegiatan manusia dalam bidang kelautan terutama bagi nelayan. Begitu juga informasi mengenai pasang surut air laut bila didapatkan secara mudah dan praktis oleh semua
orang, yaitu dengan sebuah alat instrumentasi rancang bangun alat monitoring pasang surut pada kolam pelabuhan berbasis arduino uno. Maka pembuatan alat ini diharapkan agar bisa membantu nelayan keluar masuk kolam pelabuhan dan sekaligus bisa memonitoring pasang surut di kolam pelabuhan.
Karya Tulis Praktik Akhir di laksanakan pada 2 Maret - 15 Juni 2020 di Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor. Konsep dasar sistem ini adalah dengan cara mentransfer data yang diperoleh dari sensor ultrasonik HCSR04 lalu data masuk ke NodeMCU dan di kirimkan ke website
thingspeak setelah itu ditampilkan ke sistem Android (Smartphone) dengan bantuan aplikasi thingview. Dengan menampilkan data ke android dan website akan mengurangi keterbatasan manusia dalam montoring pasang surut yang sering berubah sewaktu waktu. Pengujian yang dilakukan simulasi pasang surut dengan menggunakan bak air tempat wudhu yang dimasukan air selama tiga menit dan pengurangan air selama dua menit. Setelah dilakukannya pengujian terhadap rancang bangun alat monitoring pasang surut pada kolam pelabuhan berbasis arduino uno dihasilkan beberapa data mulai dari penyimpanan data secara manual, online dan offline (SdCard).
Pengujian dilakukan pada tanggal 16 Juli 2020 pada pukul 09.00-09.10 WIB, pengujian dilakukan selama 10 menit pengujian. Tujuan dilakukan pengujian tersebut untuk mencari nilai perbandingan antara alat intrumentasi dengan manual
(papan pasut) yang kemudian nantinya nilai tersebut akan digunakan untuk mencari keefektifan alat intrumentasi. Dapat dilihat pada tabel 10 kita dapat menentukan tingkat kesalahan dan akurasi alat dengan menghitung data dari hasil pengujian tersebut yang didapat dengan ketinggian air setiap satu menit sekali dan nantinya dikonversi agar di dapatkan nilai pasang surut. Selanjutnya nilai yang telah dikonversi dapat digunakan untuk mencari nilai kesalahan alat yaitu dengan nilai kesalahan alat sebesar 0,029 %. Kemudian setelah didapatkan nilai kesalahan alat dapat digunakan untuk mencari persentase akurasi alat yang telah didapatkan yaitu sebesar 99,971 %.